Monday, April 7, 2014

Yuk, kita buat kerang dari bubur kertas..

Beberapa saat yang lalu, saat teachers mengajak anak-anak membuat bubur kertas, anak-anak punya ide yang lebih baik, yaitu membuat kliping dari gambar-gambar yang digunting dari Koran. Tapi kali ini, anak-anak antusias merobek kertas Koran.

Apta: Mau bikin apa, Kak?
Teacher: Kita mau bikin bubur kertas.
Rayn: huh..? bubur kertas?
Al: bubur..bisa dimakan dong!
Teacher: bubur kertas tidak bisa dimakan, nanti kita bentuk pakai cetakan kerang ini ya..
Teacher: Yuk, bantu kakak rendem kertas korannya lalu diremas, ya, seperti ini..
Anak-anak dengan senang hati membantu teacher.
Teacher: Nah, sekarang kita mau saring bubur kertasnya..Lihat ya apa yang terjadi..
Zahra: Koq ada saringan nasi? Mau dimasak ya, kak?
Teacher: Ini untuk saring buburnya..lihat airnya keluar…Nah, sekarang tinggal dimasukkan ke cetakan..
Anak-anak: Aku mau, aku mau….
Selesai dimasukkan ke cetakan, anak-anak menyimpannya di teras supaya kering..

Keesokan hari, tiba waktunya untuk melihat hasilnya. Anak-anak boleh mengecat hasil cetakannya.

Al (dengan wajah yang heran): Ini dari koran kemarin, kak?
Teacher: Iya, dari bubur kertas yang kita buat kemarin, Al. Sekarang tinggal di cat ya...


Dari Papua ke Kalimantan n Sumatera

Setelah membahas Papua, topik kelas bulan Maret adalah Kalimantan..Wah, anak-anak semangat memperhatikan gambar-gambar yang menarik yang sudah disiapkan di komputer ..ada bekantan, burung enggang, ada aneka warna duren, ada gambar orang suku dayak, dan gambar alam khas Kalimantan.

Darren: Wah, itu seperti di Dufan! (saat melihat gambar becantan)
Rayn: Durennya ada yang warna merah!
Al: Wah, orangnya banyak tato! (saat melihat gambar orang dari suku Dayak)
Sasa: Ini kan burung enggang (saat melihat gambar burung di buku).
Candra: Ular! (saat melihat gambar sungai Mahakam)

Dari Kalimanta, yuk kita terbang ke pulau Sumatera…yang paling diingat oleh anak-anak mengenai ciri khas pulau Sumatera adalah Gajah yang bermain sepak bola, Jam gadang. Danau Toba, dan harimau Sumatera.

Areal geografi di Saraswati dilengkapi dengan aneka pernak pernik sesuai khas daerah seperti miniatur rumah tradisional, kain tradisional, puzzle peta, dan kartu mencocokkan ala Montessori, didukung oleh gambar powerpoint di komputer yang dapat diakses oleh anak-anak. Dengan aktifitas yang bersifat multi-sensorial seperti ini, informasi diserap dengan baik oleh anak-anak seperti saat Zahra bepergian dengan orang tuanya..

Zahra: Ibu, itu kaya rumah honai yang di Papua (saat melihat kafe dengan atap jerami dipinggir jalan kearah Lippo ).
Saat melihat restoran padang, Zahra berseru, ‘Rumah Gadang!’