Monday, April 25, 2011

Kenapa kebaikan selalu menang?

Anak-anak TK sedang mendiskusikan mengenai berbagai festival agama..lebaran, natal, nyepi, imlek, diwali...

Tiana: Nyepi ada ogoh-ogoh

Dylan: Kenapa ada ogoh-ogoh kalau nyepi?

Teacher: Ogoh-ogoh melambangkan kejahatan dan semua kejahatan dikalahkan oleh kebaikan

Najwa: Kenapa kebaikan harus selalu menang?

Reno: Iya, kalau kejahatan yang menang nanti gelap semua

Raga: kalau kejahatan yang menang, semua hancur

Yodha: nanti semuanya berantakan

Tiana: Iya, aku kan berdoa…

mmmm...sepertinya anak-anak semua setuju bahwa kebaikan harus selalu menang supaya tidak ada kehancuran.

Latihan bahasa Inggris bersama Bu Anna


Thanks to Bu Anna (mama Rayya –TK), setiap hari selasa, teachers sekarang bisa latihan berbahasa Inggris. Semoga bisa berlangsung terus, ya Bu!

Waspadailah tontonan televisi anak-anak

Di playgroup , saat membaca buku ‘musicians from Bremen’, sampe pada cerita dimana para musisi – keledai, kucing, anjing, dan ayam - menemukan sebuah rumah yang dikuasai oleh para perampok. Mereka mengatur siasat untuk mengusir para perampok
Rayya : siasat itu apa?
Teacher menjelaskan bahwa para musisi membuat ‘rencana’ supaya perampok pergi dari rumah tersebut.

Fay: Kalo jahat dipotong aja lehernya!
Rayya: iya kan dia jahat.
Teacher (dengan nada kaget): Huh???? Dipotong lehernya? Apa ngga ada cara lain untuk mengusir? Kenapa harus di potong lehernya?
Abi: Iya dipotong aja lehernya, kan jahat!
Teacher: emang liat orang di potong lehernya dimana?
Fay: di sinetron..
Abi: Kalau kambing dipotong lehernya.

Saat itu, Teacher menekankan pada anak-anak bahwa siasat yang dibuat oleh para musisi tidak menyakiti secara fisik. Mereka membuat bayang-bayang di jendela yang rupanya seperti monster.. Para perampok melihatnya dan lari terbirit2 karena ketakutan…para perampok tidak pernah mengganggu orang-orang di desa itu lagi.
Lalu perhatian anak-anak pun teralih pada pembentukan bayang-bayang.

Bagi orang tua waspadalah unsur kekerasan dalam tontonan televisi..seringkali tayangan untuk anak-anak juga mengandung muatan kekerasan yang cukup tinggi.

Monday, April 4, 2011

Let's go PRIMITIVE!




Primitive Man merupakan tema diskusi dan kegiatan beberapa minggu ini. Saat teachers membahas berbagai suku 'primitif' di Indonesia...
Rayya : suku dayak..apakah yang laki-laki juga memakai anting?

Suku Dani dan suku Asmat sangat menarik bagi anak-anak

Zila: Kenapa sih suku Dani suka berperang?
Dylan: Kira-kira kalau suku Badui ketemu suku Dani, perang ngga ya?

Teacher kemudian menunjukkan salah satu makanan yang disukai beberapa suku tersebut...Saat mencampur sagu dengan air panas, anak-anak langsung berteriak, 'waaaah....itukan lem!!!

Raga: Berarti mereka makannya lem dong!

Kegiatan selanjutnya, teachers dengan bantuan mba Sarti membuat 'api' lengkap dengan batu bata..dan memasak ubi dan singkong.

Dylan: singkong kalau dimasak pakai kayu jadi rasa keju...ENAK!

Anak-anak playgroup pun ngga ketinggalan. Curious mengenai apa yang sedang dilakukan oleh kakak-kakak di backyard, mereka pun minta teachers untuk keluar kelas dan melihat bagaimana memasak ubi dan singkong diatas bara api.