Thursday, July 31, 2008

Di sekolah patuh, di rumah???



Pada parents’ meeting hari Sabtu, 26 Juli yang lalu, saat saya membahas mengenai prinsip psikologis yang melandasi program di Saraswati, timbul berbagai pertanyaan dari orang tua..salah satunya adalah bagaimana agar anak di rumah juga patuh pada peraturan seperti di sekolah. Contohnya: clean up time...saat clean up di sekolah, anak-anak mau melakukannya, tapi di rumah, belum apa-apa udah lari duluan. Contoh lainnya yang dibahas adalah saat anak minta jajan macam-macam di mal, sampai menangis..padahal sebelum berangkat, sudah disepakati bersama bahwa jajannya hanya satu macam saja. Artinya, semua yang dikatakan dalam teori sudah dijalankan, tapi koq tidak berhasil juga??!!!

Anak dalam tahap usia balita ini memang sedang gencar-gencarnya bereksplorasi sejauh apa ia bisa mengendalikan situasi di sekitarnya. Saat bayi, ia belajar bahwa jika ia menangis, bunda akan cepat-cepat menghampirinya. Selama pertumbuhannya ke tahap balita, setiap ia beraksi, ia akan merekam bagaimana reaksi orang dewasa terhadap aksinya tersebut.

  1. Jika orang tua bersikap terlalu permisif dan selalu memberikan apa yang ia inginkan dalam kondisi apapun, maka anak akan cenderung mengendalikan situasi di rumah, dan disiplin menjadi sangat sulit.
  2. Jika orang tua bersikap terlalu otoriter dan sering melarang si anak, maka perkembangan kemandirian dan inisiatif anak akan terhambat.
  3. Yang baik memang adalah sikap yang berada di tengah kedua ekstrim tersebut.

  • Pertama, ada peraturan yang jelas bagi anak, artinya peraturan dan kenapa peraturan tersebut perlu ada, dijelaskan pada anak (sebaiknya berikan alasan sebenarnya karena anak-anak mampu untuk memahami dan akan bisa menerima alasan yang benar, dari pada suatu alasan yang kita buat-buat. Umumnya, anak-anak kita sekarang lebih kritis dari pada kita dulu dan kita akan bingung sendiri jika anak mulai mempertanyakan alasan yang dibuat-buat).

  • Kedua, sangsi pelanggaran didiskusikan dan disepakati bersama anak, dan dijalankan secara konsisten oleh orang tua maupun orang dewasa lainnya di rumah.

  • Hanya jika kedua hal diatas dilaksanakan, barulah anak mendapatkan pesan bahwa orang tua benar-benar serius mengenai peraturan yang bersangkutan. Memang hal ini berarti orang tua harus bersikap tegas (firm) ...jadi walaupun anak menangis, orang tua tidak mengalah - pastinya sedikit menahan rasa malu jika anak menangis di tempat umum..

    Perlu diperhatikan juga saat anak melanggar peraturan, kenapa sebenarnya ia melanggar..seperti pada kasus seorang anak yang suka melompat-lompat di tempat tidur, padahal bunda sudah memberitahu untuk tidak melakukannya beserta alasan bahwa ia akan jatuh dan terluka...Yang pasti si anak butuh tempat aman untuk menyalurkan energinya dengan cara melompat..mungkin yang bisa dilakukan adalah menyediakan matress di lantai supaya ia bisa melompat dengan aman..Kalau sudah diberikan alternatif, dan anak masih juga melanggar barulah kita jalankan sangsi yang sudah ditetapkan bersama si anak.

    Discipline that works!

  • Set appropriate rules for the child and communicate clearly to the child.

  • Involve the child in setting the rules.

  • Consistently apply the rules.

  • Tell the child you love and care for him very much..NEVER withdraw
    your love from the child.

  • Explicitly appreciate the child whenever she is following rules.


    Bagaimana pendapat orang tua yang lain..silahkan dibagikan di blog..harapan saya adalah blog ini bisa menjadi forum diskusi untuk masalah praktis seputar parenting. Maaf kalau selama ini blog tidak terlalu aktif, tapi saya akan usahakan agar lebih sering posting. Salam, Shoba.

Saturday, July 26, 2008

Hari Tanpa TV 2008

Prasekolah Saraswati kembali dipercaya oleh YPMA untuk mengkoordinasi acara kegiatan anak sehubungan dengan Hari Tanpa TV (HTT) 2008 di Monas. Kegiatan anak tersebut merupakan satu dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan gerakan ‘Hari Tanpa TV’, yang diprakarsai oleh YPMA. Ditengah semaraknya tayangan televisi yang semakin tidak aman bagi anak-anak, gerakan ‘Hari tanpa TV’ tersebut, yang dimulai sejak tahun 2005, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak dan keluarga pada televisi, serta mengajak keluarga untuk bersikap lebih kritis terhadap acara televisi yang ditonton oleh anak-anak.

‘Hari tanpa TV’ dimaknai sebagai ajakan bagi keluarga-keluarga dengan anak usia playgroup sampai SD, untuk tidak mengkonsumi televisi selama sehari penuh. Ketimbang menonton televisi, mereka bisa menikmati hari Minggu mereka melalui berbagai kegiatan lainnya yang juga menarik. Supaya gerakan ini bisa lebih dari sekedar ajakan dan mencakup partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat, maka diadakan kegiatan anak di tempat umum seperti Monas.

Kegiatan anak HTT 2008, yang diadakan pada hari Minggu pagi, tanggal 20 Juli 2008 di Monas, berlangsung sangat meriah. Acara diikuti oleh sekitar 100 anak dari usia playgroup, TK sampai usia SD dari berbagai sekolah di wilayah Jakarta Barat yang memang diundang, serta anak-anak yang sedang berkunjung ke Monas bersama keluarga.

Tepat sekali, lokasi HTT 08 merupakan lokasi yang memang banyak diminati oleh keluarga dengan anak-anak kecil, sehingga mereka pun ikut berpartisipasi. Pesan-pesan mengenai perlunya sikap kritis orang tua terhadap tayangan televisi yang semakin tidak sehat bagi anak-anak, cukup mengena pada pengunjung. Ajakan-ajakan untuk mematikan televisi selama sehari penuh pada tanggal 20 Juli 2008 tersebut disambut secara positif oleh pengunjung.

Anak-anak pun sangat menikmati berbagai kegiatan yang sudah disiapkan...ada kegiatan membuat stiker, menggambar kartun, mewarnai, reading literacy, games, dan setiap anak mendapatkan hadiah untuk dibawa pulang!

SURPRISE!!!!Kejutan besar saat ibu walikota Jakarta, yang memang sedang berada di Monas, menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi HTT 08. Dukungan terhadap gerakan HTT, beliau sampaikan melalui pesan-pesan pada anak-anak dan pengunjung untuk mengurangi ketergantungan pada televisi.
Begitu terkesannya dengan acara kita, bahkan ibu walikota memberikan tantangan pada panitia untuk mengadakan acara yang serupa dalam rangka Hari Ibu Desember 2008 yang akan datang..SDC

Friday, July 25, 2008

Penampilan Baru Saraswati Preschool


Welcome back to School..tahun ajaran 2008-2009!

Tahun ajaran yang baru, Saraswati pun ikut berpenampilan baru dan terkesan lebih cerah dan ceria, bukan? Lagipula, sekarang Saraswati ada cafenya, jadi kalau lapar, ya ngga usah jauh-jauh deh cari makan n minum..sehat lagi menunya!

Sementara anak-anak masih berlibur, 2 minggu menjelang masuk sekolah, team Saraswati sudah sibuk bekerja….ada training guru, diskusi mengenai program, menyusun buku penunjang, supervisi perbaikan gedung dan tambahan office serta pengadaan pernak-perniknya seperti meja, kursi, dan lainnya, desain banner yang baru, sampai mencuci semua alat-alat di kelas, dan menyusun kembali layout kelas.



Terima kasih untuk dukungan, masukkan dan perhatian dari orang tua. Kami berharap kerjasama antara Saraswati dan orang tua bisa lebih erat lagi pada tahun ajaran baru ini. SDC