Saturday, February 9, 2008

BERPETUALANG DI HUTAN KOTA SRENGSENG



Kamis, tgl 31 Januari 2008 yang lalu, suasana di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, yang biasanya sepi pada hari sekolah, berubah menjadi sangat ceria. Terdengar tawa, canda dan nyanyian anak-anak yang begitu semangat. Sekitar 100 murid TK dan PG dari Prasekolah Saraswati, TK Al-Kamal, TK Mujahidin, TK Raihannul Jannah, dan TK Muslimin sudah siap untuk berpetualang di hutan kota. Mereka akan ikut trekking di hutan, dan berbagai kegiatan menarik lainnya.




Wah, lihat itu banyak sekali kodoknya!’ ajak si pemandu.

Iih, kodoknya melompat’, seru Giscka. ‘Itu, ada yang ngumpet di lubang tanah’, lanjut Giscka. ‘Mana kodoknya, Olla ga lihat?'
’Dari sini, La, itu ada di lubang, lihat kan?', Giscka menunjukkan ke Olla. 'Warnanya bukan hijau, warnanya apa La?’ . Olla merenung dan tidak menjawab. ’Warnanya coklat karena itu kodok hutan’, Giscka (TKB) berkata pada adik kelasnya yang masih duduk di Playgroup.


Ternyata proses belajar berlangsung dengan begitu alamiah. Binatang apa lagi yang mereka temukan selama trekking di hutan?

’Lihat itu ada capung, aku mau tangkap capungnya, tapi aku takut sama ulat’ seru Shazma. Saat sampai di tepi danau, Adam bertanya,’ Kak, buayanya ada ga?’. ’Aku ngga takut lagi masuk ke hutan’, kata Nanda, yang sebelumnya sangat khawatir untuk ikut masuk hutan.

Setelah trekking selesai, berbagai pos kegiatan edukatif sudah siap untuk melayani anak-anak. Ada pos daur ulang non-kertas, pos mewarnai, pos found material dan yang paling kreatif adalah pos sains dengan simulasi banjir dan simulasi volkano, yang disiapkan oleh Prasekolah Saraswati.

Kak Tri dari Saraswati memulai demo simulasi banjir dengan menjelaskan dan memperlihatkan pada anak-anak bahwa air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang rendah, sambil menuangkan air ke pipa pralon yang telah disusun untuk menyerupai aliran sungai. ’Sekarang, kita lihat aliran air jika tidak ada kotoran atau sampah, apa yang terjadi, anak-anak?’ ’Airnya jalannya cepat, ya,’ seru Vaza. ’Bagus, ya.’ Lanjut Keke. ‘Tapi apa yang terjadi jika ada sampah pada aliran sungai ini?’, lanjut kak Tri, sambil meletakkan segumpal plastik pada pipa pralon. ’Airnya ga bisa jalan, jadi banjir, kak’, seru salah seorang anak, melihat air mulai mengalir dari samping pipa jatuh ke areal ’pemukiman’. ’Aku ga pernah buang sampah di kali, kak’, seorang anak berkata setelah melihat simulasi tersebut.

Berikutnya, simulasi volkano. Kak Helen dari Saraswati menjelaskan, ‘Ini contoh gunung merapi, jika gunungnya meletus lalu keluar lava panas’….sambil menunjuk pada ’lava’ yang keluar dari model gunung yang dibuat dari pasir. Beberapa anak berseru, ’Kak, aku pernah lihat di TV, di koran juga.’

Kemudian, Giscka dari TK B Saraswati menjelaskan mengenai pemanasan global….’Teman-teman, aku mau menjelaskan mengenai pemanasan global…artinya bumi kita makin panas…..’sambil menunjuk ke poster.
Ada juga games yang seru…anak-anak berlomba memilah sampah kering dan sampah basah. Sebelum acara ditutup, ada pembagian hadiah. Semua anak mendapatkan hadiah. Dengan wajah yang berseri-seri, anak-anak pun siap untuk pulang. Ternyata belajar di alam terbuka bersama teman-teman di luar sekolah sungguh menyenangkan!

Demikian, acara ’Berpetualang di Hutan Kota’, yang telah dirancang dan dikoordinasi oleh Kepala Sekolah Prasekolah Saraswati, Ir. Shoba Chugani, M.Si, didukung oleh Kasi Diknas wilayah Jakarta Barat, Bpk Sutarto, serta empat sekolah lainnya di bawah pengawasan Diknas wilayah VI Jakarta Barat, bermaksud untuk meningkatkan rasa peduli anak terhadap alam dan lingkungan.

Giscka, Herrel dan Vaza bangga dengan buku cerita masing-masing